Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi

Bandara Kita Harus Lebih Bagus dari Malaysia

Budi Karya Sumadi
Sumber :
  • AP II

VIVA.co.id - Wajah baru PT Angkasa Pura II (AP II) langsung 'tancap gas'. Sadar terhadap kompleksnya dunia penerbangan di Tanah Air, mendorong perusahaan BUMN tersebut bergegas melancarkan aksi perombakan di seluruh lapisan.

Tak tanggung-tanggung, bukan hanya pembangunan bandara di berbagai kota, tetapi sampai pada pembenahan sumber daya manusia (SDM) pun menjadi titik berat perhatian. Bahkan, harapan menggunung untuk mewujudkan masa depan 'smile airport' di semua bandara AP II bukan lagi mimpi di siang bolong.

"Ada satu filosofi sederhana yang saya bagikan ke teman-teman, yaitu menjadikan semua bandara udara di AP II sebagai smile airport," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi kepada VIVA.co.id belum lama ini.

Ya, impian bos baru yang menggantikan Tri Sunoko pada Kamis, 15 Januari 2015 itu, memang sangat berkeinginan meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi semua pelanggan yang menggunakan fasilitas bandara. "Jangan sampai, ada penumpang yang keluar dari pesawat sampai ke pintu ke luar berkata 'sialan' karena tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan," tutur pria yang sebelumnya bertugas sebagai Direktur Utama PT Jakarta Properindo.

Menurut dia, kunci keberhasilan dalam suatu pelayanan adalah dapat membuat para pelanggan tersenyum sehingga dari sisi petugas yang melayani harus menunjukkan contoh yang baik terlebih dahulu, yaitu sering memberikan senyum. Oleh karena itu, Budi mengaku, dalam mencapai tujuannya harus selaras dengan semua maskapai penerbangan yang ada khususnya bagi maskapai nasional.

Terminal 3 Beres, Terminal 1 dan 2 Soeta Segera Direnovasi

Lalu, apa saja yang menjadi cita-cita Budi, mantan Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk tersebut, selama kepemimpinannya di PT Angkasa Pura II?

Mampukah berbagai pemikiran inovatif dan 'tangan dingin' dari pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 18 Desember 1956 itu membuat gebrakan demi perbaikan di masa yang akan datang bagi dunia penerbangan Indonesia?

Berikut adalah wawancara khusus VIVA.co.id bersama Budi Karya Sumadi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten belum lama ini:

Apa yang menjadi target jangka pendek, menengah dan panjang Anda setelah ditunjuk sebagai dirut PT Angkasa Pura II?

Jangka pendek, bagaimana kita merespons kata senyum itu bisa terjadi. Saya sudah tugaskan hal tersebut, yang paling berat di terminal satu Bandara Soekarno Hatta.

Pertama, tentu kita akan memperbaiki ground handling dari pesawat ke pintu keluar. Namun, kita perlu kerja sama juga dengan pihak maskapai penerbangan lainnya.

Terus terang, saya sudah ketemu dengan Dirut PT Garuda Indonesia Tbk, Arif Wibowo dan Dirut Lion Air, Edward Sirait. Masukan dari mereka banyak, salah satunya, bagaimana bisa kerja efektif kalau karyawannya untuk cari makan saja perlu ke luar bandara agar lebih murah.

Dari situ, kita akan buatkan kantin khusus karyawan bandara tapi mereka juga kita tuntut harus bisa melayani setiap penumpangnya dengan baik.

Berkaitan dengan kebersihan juga akan didisiplinkan, misalnya di taman ada larangan merokok sehingga kalau mau merokok di area-area yang sudah kita tentukan. Kemudian, untuk taksi, harus ada seragam, mobilnya ada pelat kuning dan tarifnya akan ditetapkan, contoh kalau ke Bintaro sebesar Rp120 ribu maka ditetapkan biaya itu.

Di sisi lain, kita juga berikan surat ke karyawan bahwa dilarang punya bisnis lain di bandara. Dia pun mengakui, bagi yang masih 'membandel', pihaknya tidak akan segan-segan memberikan penalti sesuai dengan PKB (Perjanjian Kerja Bersama).

Mulai Senin 26 Januari 2015 kemarin, saya sudah edarkan surat resmi mengenai larangan tersebut. Saya harapkan, semua karyawan AP II, termasuk yang di Medan agar dapat mengetahui dan segera mematuhi aturan baru ini.

Budi Karya SumadiTerhadap evaluasi dari surat tersebut, saya berikan waktu dalam satu bulan setelah surat diberikan. Sehingga setiap karyawan yang memiliki toko dapat menjualnya ke orang lain. Demikian halnya, bagi karyawan yang memiliki taksi berlaku aturan yang sama.

Kemudian, untuk parkir terus kita evaluasi, bagi tamu yang sudah parkir selama lebih enam jam maka kita berikan tarif tinggi dan dipindahkan ke tempat lain.

Batas minimum yang diberikan oleh regulator termasuk lama sekali, yaitu 45 menit ke pelanggan dalam mengambil barang yang diturunkan dari pesawat. Ini juga kita akan ubah, kita minta hanya 20 menit saja, agar lebih cepat dan tidak menimbulkan kegusaran bagi para penumpang.

Jangka menengah, kita akan memperbaiki, merenovasi dan membangun terminal baru, Di sini yang sedang dalam fokus itu adalah terminal tiga.

Nantinya, kapastitasnya sebanyak 25 juta karena pengunjung saja sudah 60 juta. Tipe pelanggan kita 'agak keras', biasanya paling sibuk jadwalnya di keberangkatan terminal adalah pagi dan malam, sementara di Singapura jadwalnya merata.
 
Tapi, namanya pelanggan tak bisa kita lawan maka dari kita harus tetap berikan pelayanan yang terbaik, harus tetap soft. Terminal tiga akan mulai operasional pertengahan tahun 2015, sekitar bulan Juli mendatang.

Jangka panjang, nah, saat ini kita sedang kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Untuk layanan KAI yang ke Tangerang akan ditambahi untuk menuju Cengkareng.

Kita buat anak usaha baru sehingga akan ada empat titik yang bisa ke Bandara Soetta. Keretanya baru semua, sehingga orang dari Stasiun Manggarai, Tugu Atas, Duri dan Tangerang.

Paling tidak dari KAI bisa menampung kepadatan pengunjung sekitar 30 persen atau 20 juta orang. Satu tahun itu akan selesai.

Dengan bus juga akan kerja sama dengan Damri. Tapi tidak memonopoli Damri dan secara intensif kita pun mengundang pelaku transportasi lain agar lebih kompetitif.

Selain itu, empat jalur yang ada di terminal satu diubah. Jadi, untuk jalur satu digunakan buat taksi yang operasional maupun yang mengetem, sementara jalur tiga dan empat untuk bus dan jalur kedua untuk parkir mobil-mobil pribadi, semuanya dilakukan agar tidak terjadi jalur yang macet serta demi kenyamanan para penumpang.

Pekerjaan rumah (PR) apa yang masih tersisa dari dirut sebelumnya? Apakah akan dilanjutkan?

Manajamen lama sudah membuat suatu layar sentuh mengenai riset di toilet dalam bandara tapi sementara ini masih belum berfungsi dengan baik. Namun kita terus tingkatkan agar dapat berfungsi maksimal.

Bahkan, saya sempat ditegur juga sama Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan karena toilet di Bandara Kualanamu kotor, nah itulah yang akan segera diperbaiki. Demikian juga taksi gelap tetap kita 'berantas', apalagi 'budaya ngelunjak' biasa dilakukan oleh masyarakat lokal.

Menhub Klaim Terminal 3 Bisa Saingi Bandara Tercanggih

Terkait dengan rencana penyertaan modal negara dari Kementerian BUMN, apa rencana Anda?

Saat ini dana dana sebesar Rp2-Rp3 triliun itu masih belum dapat persetujuan dari pemerintah. Kita juga masih terus membahasnya, termasuk dengan DPR sehingga belum final.

Kalau sudah kata OK dari pemerintah dan dana tersebut kita terima maka kita akan jabarkan penggunaannya. Tapi, paling tidak, dana tersebut akan kita fokuskan untuk pengembangan dan pemeliharaan bandara meski dengan jumlah itu masih kurang.

Bandara mana saja yang sedang dan akan dibangun oleh AP II? Berapa investasi yang diperlukan?

Terus terang penggarapan terminal tiga sudah sekitar 70 persen. Namun, kegiatan yang detail, seperti interior atau perlengkapan IT masih butuh ketelitian yang sangat tinggi. Kapasitasnya tiga kali lipat dari Bandara Kualanamu, Medan.

Kalau di Kualanamu, kapasitasnya hanya delapan juta, tapi di terminal tiga akan mampu menampung hingga 25 juta. Kita akan fokus pada servis di bandaranya, nomor satukan bagaimana orang yang datang sampai keluar akan tetap merasa nyaman. Pokoknya, kita harus lebih bagus dari Thailand dan Malaysia.

Mengenai dananya buat pembangunan terminal tiga dari dana sendiri dan pinjaman. Untuk pinjaman akan lebih ke obligasi. Total dana investasi untuk terminal tiga lebih dari Rp4 triliun.

Selain itu, di Bandung dan Jambi masih konstruksi dan sedang dievaluasi karena beberapa bandara kita di bawah kapasitas, seperti di Aceh. Kalau di Pontianak sudah jadi.

Terus terang, kita tidak mau over investment. Kita tidak mau kejadian di Bandara Kualanamu terulang.

Memang yang paling besar itu kapasitasnya, ada di Jakarta dan Bandung. Medan, kapasitasnya delapan juta sudah terisi sekitar 7,8 juta. Tapi meski masih ada space, tetap saja terlihat kosong karena kebanyakan pagi dan malam.

Jangan Berharap Ada Porter di Terminal 3 Soekarno Hatta

Bisa dijelaskan bagaimana pergerakan jumlah penumpang sepanjang tahun 2014 di setiap bandara AP II?

Kalau dari data yang ada, Soekarno Hatta sebanyak 57.221.169, Kualanamu 8.061.586, Sultan Sjarif Kasim II 2.993.872, Supadio 2.502.957, Sultan Mahmud Badaruddin II 3.260.061, Minangkabau 2.791.747, Husein Sastranegara 2.927.304, Halim Perdanakusuma 1.474.945, Sultan Thaha 1.316.379, Depati Amir 1.364.206, Raja Haji Fisabililah 265.407, Sultan Iskandar Muda 721.727 dan Silangit 24.005.

Secara keseluruhan dari 13 bandara, total untuk jumlah penumpang di tahun 2014 sebanyak 84.925.365.

Dengan jumlah penumpang sebanyak itu dari masing-masing bandara, apakah memadai dengan kapasitas yang ada?

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, banyak sekali bandara kita yang masih di bawah kapasitas. Lihat saja, Soekarno Hatta kapasitas penumpang per tahun 22 juta, Kualanamu 9 juta, Sultan Sjarif Kasim II 3,5 juta.

Kemudian, Sultan Mahmud Badaruddin 3 juta, Minangkabau 3 juta, Husein Sastranegara 500 ribu, Supadio 700 ribu, Depati Amir 500 ribu, Sultan Thaha 500 ribu, Sultan Iskandar Muda 1 juta, Raja Haji Fisabililah 1,2 juta, Halim Perdanakusuma 1,9 juta dan Silangit sebanyak 100 ribu.

Apakah ada terobosan lainnya dari Anda mengenai peningkatan kinerja SDM di AP II?

Saya berikan pengertian mendasar kepada semua teman di perusahaan ini bahwa kita ini pelayan. Jadi, sekarang, direksi dan staf yang back office dapat piket di Sabtu atau Minggu, termasuk saya juga piket.

Waktunya setengah hari, termasuk akhir tahun wajib masuk. Kalau mau cuti harus di hari lain karena di hari-hari itulah yang sedang padat-padatnya.

Dengan pengalaman dan kesuksesan Anda selama ini, apa sesungguhnya yang menjadi prinsip hidup Anda?

Mulai dengan passion kita apa? Dalam hidup ini, kita itu mau ngapain?

Dari dulu makanya saya selalu Kerja dengan hati, jangan selalu berpikir tentang uang atau cari untung saja. Dengan begitu, saya dalam melakukan segala pekerjaan dapat dengan sepenuh hati.

Dan yang tak kalah penting adalah jangan melewatkan waktu tanpa memberikan nilai dari setiap waktu yang kita gunakan. Sederhanya, apapun yang kita lakukan harus bisa memberikan nilai bagi yang lainnya.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya