Direktur Operasi Armada ke-7 AS Kolonel Chris Budde

Tim SAR Indonesia Telah Bertindak Hebat

Kapten Laut (Kolonel) Christopher Budde (kanan)
Sumber :
  • US Navy

VIVAnews - Sejumlah negara memuji efektifnya Indonesia menggelar operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501, yang jatuh di Selat Karimata setelah tiga hari hilang.

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024

Walau harus mencari pesawat di lautan yang begitu luas dengan gelombang besar dan cuaca kurang bersahabat, kerjasama apik antara Basarnas, TNI, dan para nelayan setempat berhasil menemukan puing-puing Airbus 320-200 beserta beberapa jenazah, yang diduga kuat adalah penumpang dan awak AirAsia.

Militer AS, yang turut membantu pencarian dengan mengirim kapal perang tipe destroyer USS Sampson ke perairan Indonesia, juga memuji efektivitas tim pencari di Indonesia. Pujian dilontarkan oleh Kapten Laut (Kolonel) Christopher Budde, Direktur Operasi Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, yang berpangkalan di Yokosuka, Jepang.   

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

"Pemerintah dan Basarnas Indonesia secara luar biasa dan sangat cepat mengorganisir upaya pencarian pesawat itu, yang melibatkan sejumlah negara," kata Budde, yang bertugas memantau operasi kapal-kapal perang AS dari Armada ke-7, termasuk USS Sampson.

Walau lokasi AirAsia telah ditemukan sendiri oleh pihak RI, Budde mengatakan bahwa AS tetap menyiagakan kapalnya di lautan Indonesia agar sewaktu-waktu siap membantu evakuasi korban dan puing-puing pesawat AirAsia apabila diminta oleh pemerintah setempat.

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang
Lewat sambungan telepon Rabu pagi, 31 Desember 2014, VIVAnews
dan stasiun berita internasional
CNN
berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Budde, yang menjelaskan tujuan kehadiran USS Sampson di Laut Jawa. Menurut Budde, kapal perang tersebut telah tiba di Indonesia pada Selasa, 30 Desember 2014 dan ikut serta dalam operasi pencarian bersama tim SAR Indonesia.

Berikut petikan wawancara dengan Kolonel Budde:

Puing pesawat AirAsia telah ditemukan pada Selasa sore, 30 Desember 2014. Sejauh apa keterlibatan kapal USS Sampson dalam upaya operasi pencarian dan evakuasi korban?

Kapal USS Sampson adalah salah satu kapal penghancur dan pemandu yang kami miliki, telah bergabung dalam operasi pencarian kemarin. Helikopter dari kapal USS Sampson bersama dengan pesawat dari Angkatan Udara Indonesia berhasil menemukan puing pesawat kemarin.

Jadi, kapal USS Sampson sudah bergabung dalam operasi pencarian sejak kemarin?

Ya, kapal kami telah tiba dan langsung bergabung kemarin. 

Apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh USS Sampson?

Kapal USS Sampson akan tetap berada dan ikut menjadi bagian dari tim penyelamat bersama dengan negara lain dan pusat tim penyelamat Indonesia. Tugas kami untuk mencari lokasi puing pesawat dan jika diminta kami turut membantu operasi pemulihan.

Apakah kapal USS Sampson sebelumnya pernah dilibatkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan semacam ini?

Kapal ini memang belum pernah terlibat dalam kegiatan semacam itu. Namun, kapal dan pesawat lainnya dari komando ke-7 pernah terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan Malaysia Airlines MH370 di awal tahun 2014.

Bantuan apa setahu Anda yang sebenarnya dibutuhkan Pemerintah Indonesia dari Amerika Serikat?

Sejauh ini Pemerintah Indonesia telah meminta bantuan pencarian yang bisa terpenuhi dengan adanya kehadiran kapal USS Sampson. Setelah puing pesawat ditemukan, maka kini prosesnya beralih ke pencarian bangkai pesawat di dalam laut. AL AS memiliki peralatan yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia. 

Apakah kapal ini juga akan ikut mencari keberadaan kotak hitam pesawat AirAsia?

Kapal kami akan ikut berpartisipasi dalam proses upaya pencarian dan diarahkan oleh tim penyelamat dari Indonesia. Kami tidak memiliki peralatan saat ini di kapal untuk menemukan kotak hitam.

Apakah di dalam kapal juga dilengkapi sonar untuk menemukan kotak hitam?

Tidak, kapal kami tidak dilengkapi dengan peralatan itu untuk menangkap sinyal ping kotak hitam. 

Jika melihat medan yang ada di Indonesia, apakah sulit menurut Anda untuk menemukan seluruh penumpang, puing pesawat dan kotak hitam?

Saya pikir Pemerintah Indonesia tidak akan mengalami kesulitan untuk menemukan bangkai pesawat dan kotak hitam. Area jatuhnya pesawat berada di perairan dangkal, sehingga mempermudah proses pencarian. Seperti yang kita semua ketahui Angkatan Bersenjata Indonesia memiliki kemampuan dan peralatan yang cukup lengkap.

Yang Anda maksud perairan dangkal, berapa jauh kedalamannya?

Saya yakin sekitar 108 kaki.

AL AS juga pernah terlibat dalam operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang juga dinyatakan hilang di tahun 2014. Kalau Anda bisa membandingkan, bagaimana operasi pencarian yang terjadi saat itu? Apakah pencarian MH370 jauh lebih sulit dibandingkan AirAsia QZ8501?

Saya pikir operasi pencarian Malaysia Airlines MH370 jauh lebih kompleks. Ketika menggelar operasi pencarian, kami masih belum yakin lokasi di mana jatuhnya pesawat.

Sementara, dalam insiden jatuhnya pesawat AirAsia, Pemerintah Indonesia terlihat lebih siap dan mengetahui lokasi jatuhnya pesawat.

Selain itu, tim SAR Indonesia juga melakukan hal yang hebat dan bisa secara cepat langsung bergerak dalam operasi multinasional ini, termasuk di dalamnya juga berkoordinasi dengan Amerika Serikat.

Berapa lama kapal USS Sampson akan ikut bergabung dalam operasi pencarian AirAsia ini?

USS Sampson akan berlabuh di di Laut Jawa selama dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia dan dapat memberikan bantuan yang bermanfaat bagi Indonesia.

Jadi, tidak akan ada batasan waktu tertentu, kapan kapal tersebut harus ditarik ke pangkalannya?

Tidak. Namun, saya ingin kembali menekankan, setelah melihat upaya pencarian, Pemerintah RI, Tentara Nasional Indonesia dan tim SAR telah melakukan hal yang hebat dalam mengelola operasi pencarian multinasional ini. Semua terkoordinasi dengan baik. (aba)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya