Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi

Target Saya, Indonesia 5 Besar Asian Games

Menpora Imam Nahrawi di Kediamannya
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Wajah olahraga nasional sedang tak menggembirakan. Dalam lima tahun terakhir, prestasi olahraga menurun, baik di level Asia Tenggara, Asia, maupun dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia tak lagi memimpin. Dalam SEA Games di Myanmar 2013, Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat ke-4.

Sementara itu, di Asian Games 2014 yang baru saja berakhir di Incheon, Korea Selatan, Indonesia gagal memperbaiki peringkat. Setali tiga uang, prestasi Indonesia di level dunia juga terpuruk. Pada Olimpiade 2012 di London, tak satu pun medali emas berhasil dibawa pulang.

Di sisi lain, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) hingga saat ini masih bersimpang jalan. Kondisi ini diperparah dengan ego sektoral antarcabang olahraga. Kemenpora juga masih harus disibukkan dengan ulah penonton dan perseteruan antarsuporter sepak bola yang tak kunjung reda.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi berjanji, ia akan meningkatkan prestasi olahraga nasional. Bahkan, ia memasang target, Indonesia harus menjadi juara umum dalam SEA Games 2015 di Singapura.

Suzuki Luncurkan Skuter Matik Baru Rp24 Jutaan

Ia juga sedang berusaha mendamaikan KONI dan KOI dengan menjembatani komunikasi dua organisasi ini. Menpora mengaku sudah menyiapkan sejumlah program guna mendongkrak prestasi olahraga nasional.

Untuk mengetahui lebih detail apa saja program Kemenpora itu, VIVA.co.id mewawancarai Menpora, Imam Nahrawi, di rumahnya, Kalibata, Jakarta Selatan pada Rabu, 12 November 2014. Berikut petikannya:

Apa yang akan Anda lakukan setelah memimpin Kemenpora?
Pertama, saya harus memastikan bahwa reformasi birokrasi terjadi. Saya ingin mengubah mindset mereka sebagai birokrat yang tak semata-mata melihat program dan anggaran dengan kacamata kuda. Perintah Presiden Jokowi kita harus mampu melakukan terobosan jika menemui sumbatan.

Selain itu?
Saya juga melakukan tes narkoba untuk semua pegawai. Sekitar 700-an orang harus tes narkoba. Kita nggak bisa menjadi contoh kecuali mulai dari diri kita.

Anda juga ikut-ikut blusukan?
Saya blusukan bukan untuk pencitraan. Saya melakukan itu semenjak aktif di partai. Saya akan lakukan terus-menerus karena ingin tahu seperti apa ke dalamnya.

Ada program 100 hari?
Tidak ada.

Program prioritas?
Prioritasnya kami berhasil sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Kami juga ingin kembali meraih medali emas pada Olimpiade di Brasil. Di SEA Games Singapura, kita ingin perbaiki peringkat, targetnya juara.

Apa bisa, waktunya sudah mepet?
Waktu pendek sekalipun kalau ada tekad dan niat yang bulat dari seluruh stakeholder, Satlak Prima, KONI, dan KOI, saya kira tidak ada alasan untuk mundur.

Menurut Anda, mengapa prestasi olahraga kita terpuruk?
Alami, sarana dan prasarana kita terbatas. Seandainya Hambalang itu jadi, mungkin itu salah satu momentum besar untuk memulai suatu tradisi untuk latihan dan pendidikan yang baik.

Apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki prestasi?
Harus diubah mindset-nya bahwa kepentingan individual, pelan tapi pasti harus dikikis, tidak ada lagi ego sektoral. Tidak boleh ada lagi. Apalagi, orang Indonesia sangat senang dengan olahraga, apalagi sepakbola, bulutangkis, pencak silat, dan semua bidang olahraga.

Kedua, harus memastikan bahwa yang sedang diemban itu menjadi pembuktian untuk keberhasilan suatu prestasi. Ketiga, pemerintah harus mendukung penuh setiap ada rencana-rencana besar bagi dunia olahraga.

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

Keempat, semua pihak swasta harus terlibat. Saya sudah tanda tangan satu surat ke Menteri BUMN, untuk mengubah nomenklatur CSR, yang tadinya tidak ada olahraga, sekarang ada. Turunannya nanti kami bikin peraturan menteri sendiri.

Upaya lainnya?

Memperhatikan kesejahteraan atlet, prasarana olahraga, dan lembaga pendidikan.

Bagaimana dengan persiapan Asian Games 2018?
Sedang kami ajukan keppres lewat menko, sedang dikaji di eselon dua. Insya Allah Januari selesai semua. Dan setelah itu kami bentuk semua kepanitiaannya.

Soal anggaran?
Belum, kami minta ke KOI, Satlak Prima, ayo susun anggaran. Termasuk target-target pemenuhan medali itu seperti apa. Kalau saya target kemarin lima besar, kita tuan rumah, masa susah.

Bagaimana dengan SEA Games?
Sekarang sedang dikonsentrasikan, bagaimana terus melakukan persiapan untuk semua. Target juara umum di SEA Games Singapura.

Target Olimpiade?
Target di Olimpiade dua emas, paling tidak di bulutangkis. Mempertahankan tradisi. Kemarin saya panggil semua, Susi Susanti, Chandra Wijaya, Taufik Hidayat, Rexy Mainaky, tapi informal, tak undang wartawan. Saya pingin dengar. Mereka punya niat yang sama untuk mengembalikan tradisi emas Olimpiade itu.

United Tractors Tebar Dividen hingga Total Rp 8,2 Triliun

Menpora Imam Nahrawi di Kediamannya

Bagaimana dengan kesejahteraan mantan atlet?
Saya ingin ada lembaga yang mengurus kesejahteraan atlet. Sumber dananya dari APBN atau pihak swasta. Semacam dana abadi atau dana pensiun.

Terkait proyek Hambalang, apa rencana Anda?
Kami sedang mengutus tim ke KPK. Akan kami kaji dengan KPK, dengan Bappenas, BPN, termasuk dengan kontraktor yang mengerjakan. Kalau saya pribadi, saya ingin memanfaatkan yang sudah ada sebaik mungkin, karena itu uang rakyat. Ibarat kita sudah bikin rumah, ada genteng rusak. Kenapa harus dibakar ya manfaatkan aja, kita perbaiki.

Anda tidak takut tersangkut kasus hukum?
Saya tidak risau tersandung kasus tersebut. Bahwa kasus itu sempat menyeret kawan-kawan, biarkan itu berjalan, berproses. Makanya kami akan mengkaji secara komprehensif.

Bagaimana dengan penonton?
Saya sedang merumuskan satu regulasi terkait dengan penonton. Penonton olahraga, ada suporter ada penonton. Salah satunya, di karcis itu nanti harus ada seat. Tentu pihak penyelenggara nanti harus ketat. Setiap orang yang pegang karcis harus duduk di tempat duduknya masing-masing. Di kereta api bisa, di bioskop bisa, kenapa di stadion nggak bisa. Apakah ada pengecualian, tidak juga.

Selain itu?
Pengamanan di jalan dalam radius beberapa ratus meter. Kami coba buatkan suatu regulasi. Di semua event, di semua cabang olahraga.

Bagaimana dengan perseteruan antarsuporter?
Pekerjaan rumah kita paling berat adalah mengubah mindset. Kita sebagai warga mengetahui bahwa olahraga ini bukan sesuatu yang menakutkan dan memunculkan permusuhan. Tapi, olahraga ini sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan.

Kemudian, ada rasa nyaman dan aman di situ. Ini harus dimulai dari elite, stakeholder, baru ke bawah. Bagaimana mereka nyaman bila terjadi sepakbola gajah. Bagaimana mungkin senang jika ternyata ada permainan skor. Bagaimana mungkin mereka merasa ini alat untuk menyatukan perbedaan, sementara yang terjadi tidak begitu.

Solusinya?
Harus ada revolusi mental. Ini pekerjaan berat. Kami akan bikin regulasi itu, duduk bersama. Kalau sekadar pertemuan antarelite suporter terlalu sering. Harus ada penyadaran dari semua pihak, dari guru sekolah, orang tua, lurah, camat, semua harus menyampaikan. Bahwa olahraga sesuatu yang menyenangkan.

Bagaimana dengan hubungan KONI dan KOI yang masih renggang?
Tadi malam (11 Nov 2014) saya undang KONI dan KOI. KONI tidak datang, KOI saja yang datang. Ada acara di Balikpapan atau di mana katanya. Saya akan coba lagi. Mereka harus sadar akan posisi masing-masing, di mana tugas pokoknya, sudah diatur di UU Olahraga. Semua kalau melaksanakan aturan, kita bisa berjalan dengan enak kok.

Saran Anda?
Masing-masing melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang ada dalam undang-undang. Selebihnya kita lihat nanti. Saya akan berusaha mendamaikan, paling tidak duduk bersama, bersepakat.

Kalau ribut lagi?
Itu urusan mereka. 

Bagaimana dengan soal kepemudaan?
Kemarin, saya sempat didemo di Yogya oleh sejumlah organisasi kepemudaan (OKP). Sebab, selama ini Kemenpora terkesan hanya mengurusi olahraga dan mengabaikan OKP. Saya bilang, saya tidak berjanji, tapi menjadi komitmen saya bahwa nanti kebijakan dan penganggaran di Kemenpora akan kami seimbangkan, paling tidak. Karena satu sama lain saling berkejaran, belum lagi Pramuka, Karang Taruna.

Menurut Anda, bagaimana sebenarnya kondisi OKP?
OKP sekarang harus revitalisasi, muhasabah, instrospeksi ke dalam. Karena, eksistensi OKP ini pelan dan pasti tidak lagi dipercaya. Tidak ada lagi tempat di kalangan pemuda, masyarakat kita. Makanya muncul yang namanya relawan, ormas, karena OKP bukan solusi.

Kenapa?
Karena, yang terjadi di OKP hanya perebutan kekuasaan. Makanya saya bilang, OKP mulai hari ini harus melakukan kemandirian secara internal, munculkan kader yang berintegritas dan juga kewirausahaan.

Bagaimana dengan KNPI?
KNPI itu hanya sebatas simbolik dari organisasi kepemudaan. Yang terpenting di sana, kita dorong agar pemuda itu betul-betul hadir di masyrakat dan memberi manfaat.

Bagaimana dengan PB?
Sekarang kami harapkan semua PB bergerak cepat, respons, dan jemput bola. Di mana ada event internasional mereka harus terlibat. Termasuk memfasilitasi persoalan-persoalan itu. Kalau persoalan uang kan bisa dicari lah ya. Bisa utang juga. Makanya kalau keran BUMN maupun pihak ketiga terkait hal itu bisa terbuka.

Apakah ada cabang olahraga yang akan diprioritaskan pembinaannya?
Semua cabang olahraga jadi prioritas. Karena itu pilihan, di cabang olahraga mana masyarakat yang nanti memilih mendukungnya.

Berapa sebenarnya anggaran Kemenpora di APBN?
Dari APBN, 0,2 persen untuk bidang pemuda dan olahraga. Kami dorong agar dari APBN satu persen untuk bidang pemuda dan olahraga. Saya juga tidak habis pikir tentang itu. Insya Allah kami dorong nanti. Karena, Asian Games 2018 harus kita mulai dari sekarang. Di APBN perubahan nanti, sudah kita pertimbangkan permintaan kenaikan itu.

Anda tidak takut dijegal di parlemen?
Teman-teman parlemen orang baik semua. Yang jadi sekarang itu orang-orang pilihan dengan suara terbanyak di dapil masing-masing. Saya yakin ketika bicara masa depan Indonesia, bicara martabat Indonesia mereka akan mendukung.

Apa target besar Anda?
Revolusi mental di bidang olahraga, revolusi mental di bidang pemuda.

Caranya?
Saya akan cari yang kecil-kecil dan mengubah mindset untuk masa depan. Transparansi anggaran, keterbukaan dalam menyelesaikan masalah dan uji diri. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya