Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar

Kami Harus Membuat Transmigrasi Itu Menarik

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar.
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVAnews - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Demikian nama kementerian baru dalam susunan Kabinet Kerja besutan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adu Banteng Pick Up Dengan Dua Motor di Citayam, Seorang Meninggal Dunia

Selain PDT, kementerian ini juga akan membawahi dua Direktorat Jenderal (Ditjen) terkait Transmigrasi dan Ditjen Pembangunan Masyarakat Desa (PMD). Ditjen Transmigrasi sebelumnya berada di bawah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Sementara itu, Ditjen PMD sebelumnya berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan, penggabungan secara parsial tiga kementerian bukan pekerjaan gampang. Ada sistem lama yang telah berjalan dan harus disatukan dalam wadah yang baru di kementerian yang ia pimpin.

Namun, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tak gentar. Ia optimistis bisa melaksanakan amanat Jokowi tersebut. Ia sedang menunggu Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur kewenangannya agar bisa segera bekerja. Demikian petikan wawancara Mustakim dengan menteri pilihan Jokowi ini. Wawancara berlangsung di gedung Kementerian PDT, Jakarta, Rabu 5 November 2014.   

Apa yang Anda lakukan setelah menjadi Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi?

Pertama, konsolidasi internal. Karena ini penggabungan secara parsial. Dari Kemenakertrans, transmigrasinya ikut ke sini. Dari Kemendagri, Pembangunan Masyarakat Desa (PMD)-nya masih proses mau ikut ke sini.

Kenapa tidak membentuk ditjen baru?

Kami tidak boleh membentuk ditjen baru.

Ada target kapan proses penggabungan selesai?

Saya menunggu petunjuk Perpres untuk guidance, terutama dari segi kewenangan saya itu seperti apa. Memang sudah ada guidance dari quick win yang dibuat oleh Tim Transisi. Tapi, itu belum bisa berjalan sepanjang kewenangan belum ada di tangan saya.

Bagaimana dengan penggabungan ini dari sisi anggaran dan SDM?

Nggak ada masalah.

Kantornya?

Mereka tetap ngantor di tempat masing-masing. Karena memang arahannya kami harus mendayagunakan kantor yang sudah ada. Kemudian mengintensifkan aparat yang sudah ada, sehingga tidak ada penambahan birokrasi, tidak ada penambahan SDM, tidak ada penambahan kantor. Yang ada kita maksimalkan sekaligus, kami diwajibkan meningkatkan efisiensi anggaran. Jadi, hal-hal yang tidak penting, rapat-rapat yang tidak penting kami efisienkan termasuk perjalanan dinas yang tidak penting.

Kalau dari sisi program?

Untuk daerah tertinggal sudah kami running seperti biasa. Di samping melanjutkan program lama, kami juga lakukan program baru. Kemarin kami sudah ke Banten nyerahin bantuan, besok ke Wajo, Sulawesi Selatan.

Selain itu?

Kalau untuk transmigrasi dan PDT sudah ada sebelumnya, tinggal meneruskan, memperbaiki, dan evaluasi sekaligus monitoring kerja-kerja yang sifatnya konkret.

Misalnya untuk transmigrasi. Masih banyak daerah yang kosong. Dan itu sangat layak untuk kami lakukan transmigrasi bagi masyarakat yang belum beruntung. Persoalannya adalah kenapa transmigrasi tak semenarik dulu. Nah, kami harus membuat transmigrasi lebih menarik, punya daya pikat dan memberikan faslitas yang lebih kepada masyarakat yang akan transmigrasi.

Apakah ada program 100 hari?

Tidak ada. Tidak ada program 100 hari. Yang ada quick win itu.

Ada program prioritas?

Semua prioritas. Prioritas utama implementasi UU Desa. Itu yang paling utama. Implementasinya, satu menata pemerintahan atau tata kelola desa. Kedua, pemberdayaan desa. Ketiga, pembangunan desa menata sumber daya dan administrasi desa.

Caranya?

Ini butuh pendampingan. Saya sudah siapkan secara lebih detail termasuk monitoring, fasilitasi, pelatihan, pelaporan keuangan.

Kapan akan mulai?

Sebenarnya kalau Perpresnya segera turun ini bisa segera dilaksanakan.

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jafar

Ulang Tahun ke-40, Vicky Prasetyo Ungkap Harapan Ingin Segera Menikah

Apa sebenarnya definisi daerah tertinggal?
Spesifikasi Toyota Fortuner Hybrid yang Dijual Rp700 Jutaan


Tolok ukurnya banyak. Misalnya dari sisi infrastruktur daerah masih rusak berat itu tertinggal. Dari sisi ketahanan pangan nggak ada, tertinggal. Dari sisi sumber daya manusia angka buta huruf masih banyak tertinggal berarti.

Program apa saja yang akan Anda lakukan untuk mengurangi jumlah daerah tertinggal?

Banyak. Ada bantuan. Misalnya nelayan kami ada bantuan kapal. Dari sisi pertanian kami bantu benih. Dari sisi UKM kami bantu permodalan. Seperti itu kurang lebih.


Kementerian Anda merupakan nomenklatur baru. Apa kira-kira kendala yang akan Anda alami?


Ini kerja keras bukan kerja ringan dalam konteks sesegera mungkin Perpres turun. Saya optimistis kalau kewenangan jelas, itu kami bisa segera lari.


Bagaimana dengan anggaran untuk desa?


Dana untuk desa sekitar Rp1,4 miliar. Pertanyaannya, siapkah kepala desa. Ini persoalan bagaimana dia menyusun anggaran, pengawasan segala macam. Ini butuh tim pendamping sekian ribu orang yang akan kami latih.


Akan digunakan untuk apa dana sebesar itu?


Bisa untuk irigasi, untuk jalan desa, untuk pembangunan ekonomi kreatif. Bisa untuk sektor pertanian tapi irigasi. Tergantung kebutuhan di desa itu apa yang paling mendesak dan mendasar. Misalnya kekurangan bidan atau di kecamatan puskesmasnya
nggak
ada itu bisa diambil dari dana ini.


Bagaimana pengawasannya agar dana ini tepat sasaran dan tak disalahgunakan?


Kami membutuhkan para pendamping untuk pelatihan dan pengawasan.


Berapa pendamping yang dibutuhkan?


Anda bisa hitung, 73 ribu desa. Satu desa bisa 6-12 orang.


Pendampingnya diambil dari mana?


Jadi ini ada tenaga PNPM yang kontraknya akan habis sampai bulan April. Sekarang mereka
ngerjain
apa yang didanai
loan
dari Bank Dunia. Kami bisa menggunakan mereka. Atau bisa juga kami bentuk baru yang sudah terlatih. Jadi ada dua opsi. Opsi pertama memaksimalkan mereka. Opsi kedua membentuk baru.


Apa yang akan Anda lakukan agar transmigrasi kembali menarik?


Kami akan bikin program transmigrasi yang menarik. Misalnya kawasan terpadu mandiri. Dibuatkan infrastruktur yang bagus. Kedua lahan diperluas. Ketiga anak-anak transmigran dapat beasiswa gratis sekolah. Jadi ada insentif. Itu akan menarik. Kami buatkan sentra-sentra industri, lahan baru yang produktif yang membuat mereka bisa bercocok tanam. Selama ini masalah transmigrasi kan kurang dari sisi
marketing
-nya.


Apakah sudah dipetakan daerah mana saja yang bisa dijadikan tujuan transmigrasi?


Di Ditjen Transmigrasi sudah ada semua.


Apa bekal Anda menjadi Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi?


Saya sepuluh tahun di komisi lima yang membidangi infrastruktur. Kalau Anda ingat, UU Desa itu inisiator pertama dan utama adalah PKB. Artinya, saya jauh-jauh hari sebelum ada UU Desa sudah menyatakan itu anggaran desa 10 persen dari APBN. Untuk memberdayakan masyarakat desa pembangunan harus dimulai dari desa. Dan itu sesuai dengan Nawacita, membangun dari pinggir. (aba)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya