Waspada, 30 Titik Api Terlihat di Sumatera Selatan

Kabut asap menyelimuti kota Pekanbaru, Riau.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

VIVAnews – Kabut asal yang menyelimuti Pulau Sumatera kemungkinan sulit untuk hilang. Sementara upaya pemadaman kebakaran hutan dilakukan di titik-titik api di Riau, kini titik-titik api lain muncul di provinsi tetangganya, Sumatera Selatan.

Hari ini, Jumat 21 Juni 2013, timbul setidaknya 30 titik api di berbagai kawasan di Sumsel. “Pantauan semalam sampai dini hari tadi, sudah ada 30 titik api yang muncul. Sumsel sudah memasuki musim kemarau. Tapi titik api terbesar masih terjadi di Riau,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Taufik di Palembang.

Taufik bahkan memprediksi Sumsel akan dikepung asap pada bulan Agustus dan September, bulan yang merupakan puncak titik api bermunculan. “Titik api biasanya akan berlangsung selama lima bulan,” ujarnya.

Untuk mengatasi kebakaran hutan, Pemprov Sumsel telah menyiapkan empat daerah operasi Manggala Agni yang dengan 240 orang personel dari Kesatuan Pembinaan Kementerian Kehutanan yang dibantu oleh 2.500 orang warga sekitar. “Kami juga telah menyiapkan posko 24 jam di setiap titik di kabupaten/kota Sumsel,” ujar Taufik.

Secara terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kebakaran lahan dan hutan merupakan permasalahan rutin di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang terjadi setiap musim kemarau.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Kebakaran lahan dan hutan terbesar di Indonesia pernah terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan pada tahun 1997. Saat itu kebakaran menimbulkan dampak regional di negara-negara sekitarnya, seperti yang terjadi saat ini akibat kebakaran hutan di Riau.

Sebelumnya pada 1-20 Juni 2013, di Indonesia pernah terjadi kenaikan jumlah titik api karena pada masa memasuki musim kemarau, masyarakat dan perusahaan banyak melakukan pembersihan lahan dengan metode membakar. “Karena membakar itu biayanya lebih murah. Tetapi pembakaran seringkali tidak terkendali,” kata Sutopo. (eh)

Baca juga:

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024