Calon Gubernur DKI Faisal Basri

"Kami Tidak Akan Melacur"

Faisal Basri Berkunjung Ke VIVAnews
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews – Faisal Basri-Biem Benjamin maju sebagai calon independen pada Pemilukada DKI Jakarta 2012. Bukan tanpa alasan dia memberanikan diri bertarung tanpa kendaraan politik yakni, partai politik.

AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin

“Untuk membenahi kehidupan politik berbangsa yang paling logis,” katanya saat berkunjung ke redaksi VIVAnews, Rabu 28 Maret 2012.

Karena itu, menurut dia, "Jakarta adalah pintu masuk membangun bangsa."

5 Film Romantis Berlatar Perang Dunia II, Kisah Cinta di Tengah Kekacauan

Bersama pasangannya Biem Benjamin, dia menegaskan, tidak takut ketika berhadapan dengan anggota DPRD yang notabene diisi oleh politikus partai politik dalam menjalani roda pemerintahan nanti.

Malah sebaliknya, yang seharusnya takut adalah anggota parlemen.
“Mereka kan tidak takut dengan saya dan Bang Biem. Mereka takut dengan agenda yang saya bawa yaitu agenda rakyat. Haqqulyakin. Justru itulah yang kita ingin lawan,” ungkapnya.

Berikut petikan wawancara dengan Faisal Basri saat berkunjung ke redaksi VIVAnews :

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

Kenapa menempuh jalur independen?

Untuk membenahi kehidupan politik berbangsa yang paling logis. Sebab kalau mau bikin partai baru betapa sulitnya. Mau masuk partai, partai apa. Mau jatuhkan pemerintah, tidak juga. Proses demokrasi lah yang merupakan cara terbaik menyelesaikan masalah bangsa. Kita kritis, tapi kita percaya dengan proses demokrasi.

Sudah pernah dicoba 2007, partai membuka diri bagi yang berminat menjadi gubernur di luar kader. Kita masuk ke PDIP bersama Mas Sarwono, Pak Bibit, Fauzi Bowo dan Pak Agum. Kita sadar bahwa kemungkinanya kecil, mereka membuat prosedur macam-macam. Tapi diakhir dikunci bahwa keputusan akhir ada di tangan ketua umum. Jadi kita tidak boleh kecewa mereka begitu. Memang seperti itulah aturannya. Kita sadar. Tapi kita makin tahu dalamnya air sungai. Partai ini begini toh. Mereka tuh ingin membuat harga mereka lebih mahal kan. Tapi saya tidak kecewa. Pak Sarwono yang kecewa, karena dia poinnya 96, saya di bawahnya, 94.


Saat melamar pada 2007 itu apa saja ujiannya?

Macam-macam. Fit and proper test, presentasi. Dan Fauzi Bowo skornya 65. Kehadiran juga dia paling sedikit. Tapi dia lah yang dipilih. Ya sudah saya dipanggil Bu Mega. Katanya: kita tidak pilih Anda. Alasannya klise.
Sebetulnya buahnya manis sekali independen itu. Proses pengalaman di partai-partai itulah yang kami ceritakan di hadapan Mahkamah Konstitusi. Saya ceritakan semua di MK. Saya saksi korban, bukan saksi ahli. Kebiadaban partai-partai itu dan teman-teman yang pernah ikut seleksi di partai juga cerita.

Apa ideologi yang Anda usung?

Slogan, ideologi kita, "Berdaya Bareng-Bareng". Dari berdaya bareng-bareng itulah kita rumuskan apa-apa yang menjadi kehendak warga. Karena kan saya sudah ratusan kali ke warga-warga langsung. Sehari bisa lima kali. Pulang-pulang bisa teler. Tapi saya senang sekali.

Selain itu, Social and Green City. Jadi dimensi sosialnya tinggi. Oleh karena itulah yang menjadi pembeda, tidak tumpang tindih. Setiap kebijakan, elemen-elemen itunya ada. Kalau mau bicara macet, social and green city. Kalau social and green city beda dengan konsep sekarang. Kalau sekarang, kopaja, metromini dan bus konvensional dipinggirkan. Kemudian yang ada adalah bus yang dimiliki oleh pemilik bus yang kaya, besar. Jadi ini adalah penyingkiran. Nah kalau konsep kami adalah scraping dan migrasi. Jadi yang dulu punya kopaja, bus, lewat program scraping, jadi 4 mobil dia tidak beroperasi dapat satu jatah Transjakarta. Bukan hanya Transjakarta yang di koridor, tapi juga di feeder. Bukan feeder yang bolak balik balaikota, bukan. Justru membuat lapangan kerja yang lebih banyak. Karena aktivitas-aktivitas dari Transjakarta ini akan jauh lebih banyak dari pada jumlah orang yang terpinggirkan akibat adanya migrasi dan scraping. Jadi kita ingin ownership itu tidak hanya mengerucut kepada satu kelompok.

Bagaimana dengan kereta api?

Di Jakarta ini ada harta kekayaan yang luar biasa yang namanya rel kereta api double track. Yang hampir mengelilingi seluruh Jakarta. Yang kalau kita benahi, tak perlu ganti rugi. Tidak perlu macam-macam dan bisa berubah total konsep pembangunan kota ini. Tinggal beberapa kilometer saja sudah nyambung itu. Sekarang link-nya saja sudah mulai bagus. Kenapa kita tidak kerjasama dengan PT KAI, bikin anak perusahaan. Dan kita lihat stasiunnya bagus-bagus. Seperti di Tanjung Priok. Tapi intinya kita ingin memanfaatkan ini sebagai tonggak utama, ongkosnya tidak terlalu mahal. Dan kita bisa melibatkan pengembang, restorasi stasiunnya, di sekelilingnya untuk membangun perumahan, mal dan sebagainya. Sehingga perumahan dan mal terintegrasi dengan backbone transportasinya. Tidak seperti sekarang, kalau teman-teman dari Depok kan mau ke sini naik kereta api turunnya di Dukuh Atas, naik buswaynya jalan kaki kan jauh sekali. Itu saja kok tak bisa nge-link gitu. Kalau hujan kan habis itu kehujanan. Sehingga kegiatan ekonominya menyebar ke seluruh Jakarta, tidak hanya di Sudirman yang daya dukungnya terbatas dengan Semangginya itu. Jadi tidak membutuhkan pemikiran yang canggih atau apa. Jadi semua terintegrasi dalam satu moda.

Syarat dukungan Anda masih kurang. Apa bisa?

Kita sudah mengumpulkan 500 ribuan. Yang sudah diserahkan 460 ribuan. Tapi di berita acara yang saya teken dan Pak Juri teken itu ada 455.097. Tapi hasil verifikasi yang diumumkan ke wartawan, itu ternyata cuma 422.938. Jadi ada penggergajian, tidak tahu gimana 3000 sudah hilang sebelum verifikasi. Dan itu ada berita acaranya juga. Ada dua dokumen yang sah yang berbeda angkanya. Kemudian, dari 422 mereka itu yang memenuhi syarat 216.584. Batas minimum 407.340. Jadi kami kurangnya 190.756. Kami tentu saja tidak sempurna. Tapi keterlaluan sekali kalau suara kami digergaji gila-gilaan. Contohnya di Jakarta Pusat, 56 ribu suara kami yang lolos cuma 4 ribu.


Apa ada buktinya yang dianulir itu ternyata sah?

Oh iya. Sebodoh-bodohnya kami, 50 ribu jadi 4 ribu itu penistaan yang luar biasa. Tanpa kami diberi tahu rinciannya seperti apa. Ada gelombang baru setelah muncul pemberitaan bahwa kita digergaji habis, muncul simpati luar biasa. Banyak orang simpati, datang ke kita. Itu masif luar biasa. Kita ada mobile collection. Kita jemput bola juga ada. Kemudian ada jaringan-jaringan Taksi Putra. Bukan hanya sopirnya, keluarganya juga.

Kok Taksi Putra?

Ada historisnya. Kita punya ikatan historis. Kami juga dapat jaringan dari Pak Sarwono. Jadi kami tidak dari nol. Kalau dari nol, berat. Pak Sarwono juga bagian dari kita.

Untuk kelas bawah ini bagaimana, apa yakin bisa dapat dukungan dari kelas bawah?

Sebanyak 90 persen KTP kita dari kelas bawah dan itu kita lakukan dengan temu muka.  Dari komunitas-komunitas padat yang teratur, itu yang coba kami rawat. Contohnya hari minggu kemarin saya ke Jaringan Miskin Kota di Penjaringan. Saya katakan ke mereka, sekali lagi saya ke sini saya minta duit lho. Berapa pun ibu-bapak kasih yang penting ikhlas. Saya katakan jangan biarkan saya dikendalikan oleh bandar. Ternyata di beberapa tempat orang miskin sampai menyumbang Rp50 ribu. Jadi maksud saya itu, bukan soal uangnya. Di injil ada, "Sedekah dari orang kaya adalah kelebihannya. Tapi sedekah dari orang miskin adalah dari kekurangannya". Jadi inilah yang harus kita rawat terus. Karena itu saya optimistis untuk kelas bawah ini. Ditambah faktor Bang Biem-nya. Benyamin Suebnya.

Menurut Anda calon yang terberat siapa?

Sekarang relatif merata. Pertarungannya akan fight. Bahkan saat ini saja, masing-masing calon saling serang. Bagusnya menghadapi kondisi kayak begini, biarkan saja mereka saling hantam satu sama lain. Saya tidak usah masuk ke sana. Biarin aja. Kita nggak mau masuk ke dalam ranah itu.

Bisa ceritakan awalnya bisa sampai duet dengan Biem?

Di website kami waktu bikin polling ada nama-nama. Silviana Murni, Rieke Diah Pitaloka, Marco, Wanda Hamidah macam-macam deh. Tapi satu pun saya nggak ada yang sreg. Bukan karena mereka jelek. Kayak mau kawin, ga sreg. Suatu ketika saya diundang talkshow di Bens Radio. Talkshow-nya nggak jadi, karena ketemu Bang Biem, ini kayaknya Bang Biem nih calonnya nih. Saya bilang, Bang kayaknya kita cocok nih. Saya kenal dia sudah lama. Tapi kayak dipertemukan gitu. Waktu di polling juga kan tidak ada nama Bang Biem. Sejak itu kita deal. Nama Bang Biem tidak kepikiran. Saya tanya Bang Biem ada komitmen dengan parpol lain ga? Dia bilang nggak ada. Ya sudah kita langsung deklarasi. Itu sejak Agustus tahun lalu.


Sudah diperhitungkan menggandeng Biem?

Tentu saja setelah dihitung-hitung, memperkuat sekali. Dia betawi asli, anak Benyamin Sueb. Punya track record independen, konsisten. Kami independen murni. Tidak ada dukungan atau afiliasi dari parpol.

Optimalisasi kereta, sudah banyak yang memikirkan. Cuma kenapa tetap tak bisa dijalani? Apa penyebabnya?

Kalau kereta, pertama ada masalah dengan pemerintah pusatnya, kementerian perhubungan. Kedua, pemkot berpikir apa yang saya dapat? Karena kan hampir semua proyek uangnya didapat dari pembebasan lahan. Kalau kereta kan tidak ada. MRT itu Lebak Bulus-Sisingamangaraja kan di atas, kalau di atas harus dibebaskan 7 meter kiri dan kanan sepanjang jalan itu. Itu dianggarkan untuk pembebasan lahannya Rp800 miliar. Dihitung sama komunitas korban penggusuran di Fatmawati itu cuma Rp300 miliar, sedangkan yang Rp500 miliarnya tidak tahu harus kemana. Dan itu akan segera dieksekusi. BKT juga begitu. Jadi it is not a new project, jadi ini cerminan birokrasi.
Busway. Kalau saya sediakan 1000 bus efeknya untuk Jakarta kan luar biasa, harga bus-nya 800 juta kan baru 800 miliar. Flyover Antasari Rp1,2 triliun. Masa bus ga bisa? Apalagi kalau tendernya benar, pasti lebih murah lagi. Jalur busway ada 14, busnya ada 600. Penambahan bus yang harus dilakukan. Sehingga targetnya tiap 5 menit.

Anda kan melalui jalur independen, bagaimana hubungan dengan DPRD nanti jika Anda terpilih? Tidak takut dijegal?

Ini adalah yang paling banyak ditanya orang. Pertama, saya beri contoh SBY didukung oleh banyak partai dan didukung oleh 74 kursi di DPR. Tapi lihat, tak ada yang dukung kenaikan BBM. Jadi tak ada jaminan. Lalu Tri Risma Harini (walikota Surabaya), dimusuhi oleh semua partai termasuk partai yang mengusungnya di Surabaya, gagal. Karena dia mengedepankan agenda rakyat. Kecuali kalau saya jadi gubernur independen lalu agendanya untuk kepentingan saya dan kelompok saya. Mereka kan tidak takut dengan saya dan Bang Biem. Mereka takut dengan agenda yang saya bawa yaitu agenda rakyat. Haqqul yakin. Justru itulah yang kita ingin lawan. Maka itu kami beda dengan independen lain yang sudah menang lalu masuk partai. Misalnya seperti di daerah, Garut masuk Golkar, ada yang ke Demokrat, biasanya partai yang paling kuat di daerah itu. Jadi independensi mereka tadinya mereka tidak diterima di partai, lalu mereka cari cara lain independen. Jadi independen is not ideology bagi mereka. Tapi bagi kami independen itu ideologi. Kami tidak akan melacur dan tidak akan jadi bagian dari partai politik, tapi kami justru akan jadi pengimbang bagi parpol yang sudah keterlaluan. Apa bedanya sama Obama? Dia tidak bisa gol kan UU di DPR karena minoritas. Tapi dia juga melakukan tindakan-tindakan publik. Lalu tekanannya agak turun sedikit dan ada kompromi. Untuk masalah ini saya percaya diri sekali.

Sebagai pendiri sekaligus mantan Sekjen PAN apakah Anda benar-benar sudah lepas dari PAN?

Sama sekali sudah tidak. Dengan kehadiran kita dan mudah-mudahan kita berhasil itu kan tamparan buat mereka lho. Masa mereka tidak berubah. Sekarang pun mereka sudah berubah kalau tak ada independen, tidak akan banyak calon seperti ini. Jadi efek independen sudah ada sebelum pilkada terjadi. Harapan kami memang ada new equilibrium yang lebih baik dalam political market.

Pemborosan Anggaran dan pengaturan birokrasi di Pemda?

Saya pernah ditanya, punya pengalaman apa di birokrasi? Saya bilang saya pernah jadi Ketua jurusan, Rektor Perbanas. Lalu dia bilang itu kan jauh berbeda, Perbanas bukan DKI. Pokoknya saya jujur sempat gelagapan. Tapi kan kita punya contoh juga, Fauzi Bowo itu dari level terendah PNS, dan dia menjadi bagian dari masalah itu. Saya pernah dengar cerita dari kawan media, waktu itu Foke sangat slow down dan mengakui bahwa kegagalan dia adalah mengendalikan birokrasi. Kenapa dia tidak bisa, karena dia bagian dari kebobrokan itu. Jadi bagaimana Anda ingin membersihkan birokrasi kalau Anda sendiri kotor. Birokrasi itu hanya bisa dibersihkan oleh orang yang bersih dan mau kotor-kotoran.

Ketika masuk ke dalam sistem, apa Anda bersedia kotor-kotoran sedikit demi proyek pembangunan Jakarta tetap berlangsung?

Saya akan manfaatkan pengalaman di KPPU. Akan juga kerjasama erat dengan KPK, ICW dan sebagainya. Jadi yang saya bayangi di hari-hari pertama itu adalah fakta integritas, yang desainnya dibikin ICW dan kawan-kawan buat pejabat-pejabat hingga eselon sekian. Kedua, saya tidak akan mengutik-utik masa lalu mereka, tapi mereka harus cerita ke saya, saya akan kasih waktu sebulan terkait masalah-masalah mereka terkait ini. Supaya saya tahu petanya dan apapun yang dulu mereka pernah lakukan kita tidak akan ungkit. Seperti yang dilakukan Darmin Nasution saat di Pajak dulu. Karena birokrasi ini semua sistemnya korup, jadi jangan salahkan orangnya saja. Kemudian syukurnya di DKI gajinya lebih tinggi, gaji eselon 1 di DKI 3 kali gaji Menteri. Lalu saya tidak tahu minta orang dari Pak Kuntoro UKP4 sistem monitoring, untuk Jakarta is so easy. Jadi tidak akan ada maling. Kenapa ini tidak jalan kalau bukan pemimpinnya yang maling. Jadi kalau sistem itu jalan dan tidak ada dendam, saya rasa bisa jalan, nanti ada procurement prosesnya minta ke KPPU. Dan saya juga bertemu dengan rekan-rekan pengusaha di Jakarta, yang banyak membantu saya, mereka menginginkan dan menaruh harapan pada saya karena mereka sudah capek berurusan dengan bisnis-bisnis kotor seperti ini. Mereka sudah nyerah berurusan dengan pemerintah. Jadi ini kesempatan baik untuk kita memulai sesuatu yang baru.

Bagaimana menyikapi program kerja 'warisan' dari gubernur sebelumnya yang sudah setengah berjalan?

Kalau untuk proyek ketersediaan air baku Jatiluhur untuk warga Jakarta saya sudah oke banget. Kalau soal itu kan penyediaan air baku penting dan saya juga sudah bertemu dengan Dirut Palyja, mereka mau kok renegosiasi. Saya bilang return Anda kebesaran kalau 22 persen. Kita juga paham production cost mereka tinggi karena beda dengan produk air baku seperti di Aetra itu, di Tangerang mereka bisa dapat lebih murah. Karena kondisi yang berbeda-beda. Kalau 6 ruas jalan tol dalam kota, maaf, itu harus dibatalkan. Itu kacau, tidak ada pembangunan jalan tol di dalam kota di mana pun di dunia ini. Itu sepenuhnya bisa dibilang gawe-nya pengembang supaya lewat daerah dia dan NJOP nya naik dua kali lipat. Antasari kan sebenarnya juga tragedi, lihat saja crowded-nya. Lihat warga Pondok Indah dan sekitarnya, ada busway, jalan tol, sebentar lagi ada MRT, ada flyover, menumpuk di satu tempat, sedangkan di tempat lain tidak ada satupun. Coba kalau bukan korupsi itu apa. Kalau kayak begini kota itu hancur. Mana ada jalan seperti itu dibuat flyover, tidak masuk akal. Padahal orang itu banyak datang dari Bogor, Bekasi, Tangerang. Bukan dari jalur orang yang punya banyak mobil. Kenapa tidak buat subway di Panglima Polim dan di atas jalan Sudirman? Karena basic interestnya lebih besar di Fatmawati. Kalau subway memang lebih mahal, tapi kan menciptakan lebih banyak benefit. Pertama kios-kios di bawahnya. Bebas hujan dan tidak merusak tata kota. Jakarta ini sudah terlalu banyak diatur sama bandar. Sudah sesat. Seperti Gran Melia di Kuningan, mereka minta U-turn. Bagaimana kalau semua building minta U-turn.


Ada banyak kebijakan DKI yang harus dirundingkan dan diputuskan oleh pemerintah pusat. Dalam banyak hal stuck di sini. Bagaimana menurut Anda?

Gubernur DKI harus jago lobi dengan pemerintah pusat.

Rencana kereta lingkar luar Jakarta?

Peninggalan Belanda sudah ada kereta yang praktis melingkar di Jakarta minus beberapa kilometer. Kalau Anda lihat dari arah Selatan, masuknya lewat Pasar Minggu, dari Barat masuknya lewat Tanah Abang, Tanjung Priok, Timur Jatinegara, yang tidak ada Utara karena kan laut. Jadi kalau kita link itu sudah terkoneksi itu yang jadi tulang punggungnya. Yang harus dilakukan adalah pembenahan stasiun kereta yang akan kerjasama Pemda dengan PT KAI. Sebagian bahkan dari Jatinegara ke Tanah Abang sudah ada lewat Dukuh Atas, itu sudah model subway sebenarnya kan.

Jadi logikanya subway yang mau dibangun sekarang harus terkoneksi dengan kereta ini. Tapi subway yang dibangun sekarang ini tidak ada link dengan eksisting dengan moda transportasi ini. Di Jepang sebelum subway ada GR line, semuanya di atas. Kemudian koneksinya swasta yang dibangun oleh pengusaha properti. Kenapa kita tidak mulai dari existing yang sudah ada seperti Manggarai, atau Jatinegara. Tinggal subway dibuat, maka tak ada ganti rugi tanah. Tapi ini malah dibuat di tempat yang sudah banyak alternatifnya. Dan yang paling mengerikan dari MRT ini dia pakai kereta dan rel 1,04 yang sudah tidak diproduksi lagi.

Sekarang sudah 1,4 semuanya. Jadi sekarang kalau kita pesan ada ongkos tambahan untuk adjust. Cuma Nepal, Bangladesh sama Indonesia yang pakai ini. Jadi teknologi yang dikasih Jepang ini adalah yang bekas. Ini biayanya pinjam lho, bunganya besar. Kita kehilangan pilihan untuk teknologi dan barang ini sudah tidak diproduksi lagi di Jepang. Harus kejujuran dan terbuka, jangan sampai Jakarta jadi korban dari maling-maling.

Upaya pembatasan kendaraan pribadi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta?

Tidak ada yang spesifik di Jakarta ini, semua masalah juga dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Alternatifnya cuma tiga, dengan jumlah kendaraan seperti sekarang kalau mau tidak macet 60 persen wilayah Jakarta dibangun jalan dan tempat parkir. Kedua pembatasan, tapi harus ada alternatif. Ketiga, transportasi publik. Kalau sudah tersedia itu maka baru ada urusan pembatasan, baru ada ERP. Sudah dikasih transportasi publik yang memadai, nyaman, tidak mau pindah juga ke angkutan umum, ya kendaraan pribadi diberi pajak tinggi. Jadi hari gini ngomong ERP, ngerti gak sih ERP itu apa? Itu kan jalan tol yang tak pakai gardu.

Kita tunggu kebijakan ganjil-genap diberlakukan, yang ada kalau punya plat nomor ganjil besoknya dia beli mobil plat genap. Jadi meningkat penjualan mobil, karena apapun akan dilakukan karena tidak punya pilihan. Pajak progresif juga tidak perlu. Orang beli mobil itu untuk kepentingan produktif. Pajak yang ada juga harusnya dialihkan untuk transportasi publik.

Kemacetan bisa ditangani dengan tidak menambah kemanjaan para pengguna kendaraan pribadi, dan memperlancar kendaraan umum. Makanya lampu merah dikurangi, supaya busway lancar. Pengendara mobil pribadi harus memutar lebih jauh, itu resikonya.

Masyarakat kelas menengah itu mayoritas tidak peduli pada kemacetan, mereka punya banyak solusi. Kalau orang kaya terjebak macet bisa pakai helikopter, sewa polisi. Mereka tidak ingin menjadi bagian membenahi kemacetan. Kalau kelas menengah terjebak macet keluar mobil bisa naik ojek, masalah selesai. Tapi kalau rakyat kecil, kereta api mati dia tungguin sampai hidup kembali. Kalau kita kan turun langsung naik taksi. Satu-satunya jalan mereka beli mooor. Lalu BBM naik, DP kendaraan bermotor dipersulit, dinaikan. Jakarta ini haknya hanya untuk orang kaya saja. Saya ingin tambah alternatif untuk yang kecil, supaya tidak naik motor. Pemotor itu jangan dicaci maki, mereka naik motor karena tidak punya pilihan. Public transport yang bagus bukan ancaman bagi industri otomotif. Itu asumsi yang salah. Pertumbuhan produksi di Malaysia dan Bangkok, karena nanti walaupun tranportasi umumnya sudah bagus, sepertiga yang menyerap mobil itu taksi. Taksinya baru terus, yang sudah berumur di scraping. Tidak mungkin kebijakan yang baik itu merugikan.

Langkah-langkah untuk mengatasi kemacetan di Jakarta jika Anda dan Biem terpilih?

Yang dilakukan sekarang juga adalah management traffic. Akan ditertibkan penggunaan bahu jalan untuk parkir, lampu, pengaturan gardu pintu tol, kerjasama polisi dan macam-macam itu yang segera. Itu program 100 hari. Program setahun pertama itu busway. Kemudian jangka menengah kereta api itu. Target 1-3 tahun itu, karena relatif mudah. Untuk pembebasan tanah pun untuk 15 kilometer rel baru, gampanglah pembebasannya. Tapi ganti untung, bukan ganti rugi.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya